Longsoran Tebing Ancam Curug Ciismun
Kondisi tempat wisata Curug Ciismun yang terletak di dalam lokasi wisata Kebun Raya Cibodas terancam longsoran tanah dari dua tebing yang mengapitnya.
Kondisi tempat wisata Curug Ciismun yang terletak di dalam lokasi wisata Kebun Raya Cibodas terancam longsoran tanah dari dua tebing yang mengapitnya.
Pantauan sudah ada beberapa longsoran yang terjadi di sekitar lokasi menuju curug dan di dalam lokasi curug sendiri dikabarkan sudah terjadi longsoran yang sempat menimpa warung dan studio foto kecil.
Longsoran terjadi karena di bagian atas tebing menuju lokasi curug adalah sebuah kawasan pertanian sayuran yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Tidak adanya drainase yang menyangga air yang mengalir dari perkebunan disinyalir menjadi satu penyebab rawannya tempat wisata yang menjadi magnet pengunjung Kebun Raya Cibodas tersebut.
Kepala Seksi Jasa Pelayanan dan Informasi Kebun Raya Cibodas, Solehudin mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendatangkan tim geologi untuk mengkaji tebing yang rawan longsor tersebut.
Dari beberapa hasil kajian, kemungkinan longsor bisa terjadi karena erosi yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan di atas tebing untuk pertanian. "Hasil kajian dari geoteknologi di atas tebing harus ditanami pohon keras pencegah erosi, kami senantiasa mengajak masyarakat sekitar jika ada sosialisasi dari tim geologi tersebut," kata Solehudin saat ditemui di kantor pelayanan Kebun Raya Cibodas, Selasa (5/12/2017).
Ia mengatakan bahwa beberapa kali pertemuan masyarakat sudah setuju, namun dalam perjalanan waktu banyak pohon yang ditanam tidak tumbuh sebagaimana yang diharapkan sehingga potensi longsor bisa terjadi.
Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor yang bisa terjadi kapan saja, pihaknya sudah memasang plang peringatan kepada pengunjung agar menjauhi titik-titik yang kemungkinan bisa terjadi longsor.
"Dalam keadaan darurat kami bisa membunyikan sirine peringatan agar pengunjung segera berpindah ke tempat yang lebih aman," katanya.
Pihaknya berharap adanya pembebasan lahan di atas tebing agar lahan tersebut sepenuhnya bisa dikelola untuk konservasi tanah dan mencegah terjadinya erosi.
Pantauan di lokasi, meski Curug Ciismun masih ditutup namun minat pengunjung masih banyak pada hari kemarin.
Secara resmi Kebun Raya Cibodas telah membuka kembali tempat wisata sejak dua hari kemarin.
Namun untuk lokasi Curug Ciismun masih ditutup melihat kondisi cuaca yang bisa saja berubah setiap waktunya.
Dua pasangan yang berasal dari Sumatera Selatan, Safaat (25) dan Fani (23) mengatakan, bahwa tak puas rasanya kalau tak mengunjungi Curug Ciismun jika datang ke Kebun Raya Cibodas.
"Sebelum menikah saya sempat ke sini, dulu batu-batunya masih banyak yang besar, sekarang memang berubah, mungkin ada perubahan dari alam juga," ujar Safaat.
Tak hanya wisatawan lokal, Curug Ciismun menjadi magnet bagi wisatawan asing terutama dari kawasan Timur Tengah. Biasanya mereka tak hanya mengunjungi curug tapi memilih tempat lain di sekitar Kebun Raya Cibodas untuk makan bersama keluarga.
Kondisi tempat wisata Curug Ciismun yang terletak di dalam lokasi wisata Kebun Raya Cibodas terancam longsoran tanah dari dua tebing yang mengapitnya.
Pantauan sudah ada beberapa longsoran yang terjadi di sekitar lokasi menuju curug dan di dalam lokasi curug sendiri dikabarkan sudah terjadi longsoran yang sempat menimpa warung dan studio foto kecil.
Longsoran terjadi karena di bagian atas tebing menuju lokasi curug adalah sebuah kawasan pertanian sayuran yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Tidak adanya drainase yang menyangga air yang mengalir dari perkebunan disinyalir menjadi satu penyebab rawannya tempat wisata yang menjadi magnet pengunjung Kebun Raya Cibodas tersebut.
Kepala Seksi Jasa Pelayanan dan Informasi Kebun Raya Cibodas, Solehudin mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendatangkan tim geologi untuk mengkaji tebing yang rawan longsor tersebut.
Dari beberapa hasil kajian, kemungkinan longsor bisa terjadi karena erosi yang disebabkan oleh pemanfaatan lahan di atas tebing untuk pertanian. "Hasil kajian dari geoteknologi di atas tebing harus ditanami pohon keras pencegah erosi, kami senantiasa mengajak masyarakat sekitar jika ada sosialisasi dari tim geologi tersebut," kata Solehudin saat ditemui di kantor pelayanan Kebun Raya Cibodas, Selasa (5/12/2017).
Ia mengatakan bahwa beberapa kali pertemuan masyarakat sudah setuju, namun dalam perjalanan waktu banyak pohon yang ditanam tidak tumbuh sebagaimana yang diharapkan sehingga potensi longsor bisa terjadi.
Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor yang bisa terjadi kapan saja, pihaknya sudah memasang plang peringatan kepada pengunjung agar menjauhi titik-titik yang kemungkinan bisa terjadi longsor.
"Dalam keadaan darurat kami bisa membunyikan sirine peringatan agar pengunjung segera berpindah ke tempat yang lebih aman," katanya.
Pihaknya berharap adanya pembebasan lahan di atas tebing agar lahan tersebut sepenuhnya bisa dikelola untuk konservasi tanah dan mencegah terjadinya erosi.
Pantauan di lokasi, meski Curug Ciismun masih ditutup namun minat pengunjung masih banyak pada hari kemarin.
Secara resmi Kebun Raya Cibodas telah membuka kembali tempat wisata sejak dua hari kemarin.
Namun untuk lokasi Curug Ciismun masih ditutup melihat kondisi cuaca yang bisa saja berubah setiap waktunya.
Dua pasangan yang berasal dari Sumatera Selatan, Safaat (25) dan Fani (23) mengatakan, bahwa tak puas rasanya kalau tak mengunjungi Curug Ciismun jika datang ke Kebun Raya Cibodas.
"Sebelum menikah saya sempat ke sini, dulu batu-batunya masih banyak yang besar, sekarang memang berubah, mungkin ada perubahan dari alam juga," ujar Safaat.
Tak hanya wisatawan lokal, Curug Ciismun menjadi magnet bagi wisatawan asing terutama dari kawasan Timur Tengah. Biasanya mereka tak hanya mengunjungi curug tapi memilih tempat lain di sekitar Kebun Raya Cibodas untuk makan bersama keluarga.
No comments: