Breaking News
recent

37 Investor Kelas Dunia Incar Sampah Bandung

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Mahmud Muhyidin
Sejumlah pemulung mencari sampah plastik di TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Sejumlah pemulung mencari sampah plastik di TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berbagai investor yang memiliki teknologi kelas dunia dalam hal penglolaan limbah yang ramah lingkungan, melirik Kota Bandung untuk bekerja sama. Sebanyak 37 investor, telah mempresentasikan teknologi yang mereka miliki. Namun, hanya sembilan teknologi yang menggunakan sistem non-inserenator atau teknologi tanpa pembakaran.‬

‪Menurut Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, pemkot hanya akan menyeleksi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Kriteria tersebut, akan disesuaikan dengan kondisi sampah dan lingkungan Kota Bandung. 

‪"Sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, pada akhir 2016 ini akan dipilih investor yang menjadi mitra pembangunan PLTSA tahun depan," ujar Emil sapaan Ridwan Kamil, Selasa (4/10‬).

‪Emil mengatakan, kalau tidak ada halangan 2017 pembangunan PLTSA bisa dimulai. Yakni, dengan pilihan terbaik sesuai dengan kondisi sampah di Kota Bandung. Emil berharap,  pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) memiliki dua fungsi sekaligus, yakni sebagai pembangkit energi dan teknologi daur ulang.‬

‪"Kami menyampaikan ke semua investor, kalau kita inginnya dipaket, yaitu PLTSA-nya dengan recycling sampling. Jadi organik jadi energi listrik, yang non organik jadi sebuah produk," katanya.

‪Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini, proses seleksi masih dilakukan oleh PD Kebersihan Kota Bandung. "Jadi kita pilih investor yang kredibel yang memiki teknologi dan dana untuk waste-to-energy,"‬ katanya.

‪Kota Bandung menjadi satu dari tujuh kota yang diamanati Presiden RI, Joko Widodo melalui Peraturan Presiden (Perpres) untuk membangun sistem waste-to-energy. Enam kota lainnya antara lain Tangerang, Surabaya, Makassar, Semarang, Solo, dan DKI Jakarta.

No comments:

Powered by Blogger.